HORMONIK
Hormon
Organik
Ada
tiga hormon
yang mutlak dibutuhkan oleh tanaman dalam proses pertumbuhannya, yaitu: Auksin,
Giberelin, dan Sitokonin. Apabila tanaman kekurangan salah satu hormon tersebut
maka pertumbuhannya akan terggangu. Tanaman bisa menjadi kerdil (Pertumbuhan
lambat), pertumbuhan akar kurang sempurna, umbi sedikit dan kecil, bungan buah
mudah rontok. Tentunya hal ini sangat mempengaruhi produksi tanaman itu
sendiri.
Untuk
itu keberadaan hormon sangatlah penting. Sekarang telah banyak di pasaran
hormon yang umumnya bersifat anorganik/kimia. Walau dirasakan manfaatnya tapi
karena sifatnya yang sntetik/kimia tentu cenderung sukar terurai oleh alam,
sehingga dalam pemakaian jangka panjang akan menimbulkan dampak negatif bagi
tanaman maupun lingkungannya.
Untuk
menjawab tantangan itu, maka PT. Natural Nusantara mengeluarkan produk Hormon
yang bersifat dan berbahan organik, dengan nama HORMONIK. Hormon yang
terkandung dalam HORMONIK adalah senyawa alami yang mengatur pertumbuhan
tanaman terdiri dari auksin, giberelin, dan sitokonin.
AUKSIN
Hormon ini dalam tumbuhan sebagai indol
3-asetat (IAA) yang dihasilkan oleh jaringan muda yang sedang tumbuh. Fungsi
hormon ini untuk perbesaran dan diferensiasi sel, peningkatan respirasi
tanaman, merangsang sintesis RNA, protein dan enzim. Auksin sangat berperan
pada pembentukan jaringan pada fase pertumbuhan vegetatif.
GIBERELIN
Hormon ini mendorong
pertumbuhan/pemanjangan tubuh tanaman (akar dan batang), merangsang pembungaan,
menormalkan pertumbuhan tanaman yang kerdil. Hormon ini bekerja secara saing
membantu dengan hormon lain (sinergis) seperti hormon auksin. Dapat juga memacu
pertumbuhan tanaman yang terhambat karena penyakit.
SITOKONIN
Fungsi hormon ini untuk pembesaran dan
diferensiasi sel, menghalangi ketuaan, mengarahkan aliran asam amino dan zat
makanan ke seluruh tubuh tanaman dengan konsentrasi sitokonin tinggi.
Secara umum, manfaat hormonik bagi
tanaman untuk mempercepat pertumbuhan tanaman, akar, memperbanyak dan
memperbesar umbi, mengurangi kerontokan bunga dan buah serta memperbanyak dan
memperbesar buah.
Dibanding hormon kimia, HORMONIK
mempunyai kisaran dosis lebih lebar sehingga jika kelebihan tidak membahayakan
tanaman, muda terurai oleh alam dan aman bagi manusia dan lingkungan.
Cara pemakaian:
- - Dikocok
terlebih dahulu.
-
Larutkan hormonik
dengan air, dosis 1-2 cc/liter (2-3 ttp/tangki), lalu semprotkan ke daun
tanaman secara merata.
-
Pemakaian dilakukan
paling tidak pada pertengahan usia tanaman (untuk tanaman sekali panen misalnya
padi, palawija, dll) hingga menjelang berbunga (dari awal tanam akan lebih
baik).
-
Untuk tanaman semusim
yang dipanen lebih dari sekali (misalnya cabe, tomat, kacang panjang, dll)
setiap selesai pemetikan dapat disemprot ulang untuk merangsang pemunculan
bunga baru, memperpanjang masa panen dan meningkatkan kualitas.
*Catatan:
Hormonik akan lebih efektif jika
pemakaiannya dicampur dengan POC NASA dengan dosis ± 1 tutup botol hormonik, ±
4 tutup NASA per tangki.